Senin, 15 Agustus 2011

Fragile : Manusia dan Tindak Kekerasan

An eye for eye only ends up making the whole world blind.
~ Mohandas Gandhi

"Fragile" merupakan lagu yang dinyanyikan oleh musisi Inggris Sting pada tahun 1987. Lagu ini dipersembahkan bagi Ben Lindler seorang insinyur sipil Amerika yang dibunuh oleh Contras (kelompok penentang pemerintahan Sandinista) pada tahun 1987 ketika tengah bekerja di proyek hidrolik di Nicaragua. Lagu ini juga banyak diperdengarkan di beberapa iklan setelah terjadi peristiwa tragedi 11 September (Wikipedia).
                                                                                   
Inilah lirik selengkapnya :

If blood will flow
when flesh and steel are one
Drying in the color
of the evening sun
Tomorrow's rain
will wash the stains away
But something in our minds
will always stay

Perhaps this final act was meant
To clinch a lifetime's argument
That nothing comes from violence
and nothing ever could
For all those born beneath an angry star
Lest we forget how fragile we are

On and on the rain will fall
Like tears from a star
like tears from a star
On and on the rain will say
How fragile we are
How fragile we are

On and on the rain will fall
Like tears from a star
like tears from a star
On and on the rain will say
How fragile we are
How fragile we are

Lirik Fragile bicara tentang tindak kekerasan yang sudah menjadi bagian dari perjalanan sejarah manusia. Ancaman konflik dan kekerasan dari  dahulu, kemarin, hingga  kini dan sampai kapan pun akan selalu menghantui hidup manusia.   Peristiwa demi peristiwa, waktu demi waktu yang datang silih berganti mungkin akan membuat orang melupakan suatu  tindakan kekerasan, namun ada luka trauma batin di ingatan manusia , terlebih para korban, yang tidak akan bisa terhapus oleh waktu dan akan menjadi bagian sejarah kelam dalam kehidupan seseorang.
If blood will flow
when flesh and steel are one
Drying in the color
of the evening sun
Tomorrow's rain
will wash the stains away
But something in our minds
will always stay
Hidup itu begitu berharga, sayangnya orang kadang baru menyadarinya saat terjadi tindak kekerasan yang merenggut nyawa manusia. Sungguh betapa rawan dan rapuhnya hidup seorang manusia. Begitu mudah dan murahnya nyawa seorang manusia…how fragile we are. Dan sejarah mencatat betapa naluri manusia untuk melakukan kekerasan bisa timbul setiap saat ada pemicunya. Bisa itu sentimen primordial berupa ikatan pada identitas ras, suku, agama, atau wilayah atau desakan ekonomi atau kebutuhan untuk survive atau bertahan hidup, bisa juga kepentingan politik atau perebutan kekuasaan. Dalam hal tindak kekerasan, nampaknya manusia tidak pernah mau belajar dari sejarah. Terbukti kekerasan  ,dengan dalih apa pun, tetap berulang-ulang terjadi - hingga saat ini.
Karena itu, lagu Fragile ini akan abadi dan relevan diperdengarkan untuk mengiringi renungan tentang berbagai tindak kekerasan, juga yang terjadi akhir-akhir ini di negara kita sendiri dan di berbagai belahan dunia lainnya :  Afganistan, Timur Tengah, Irak, Norwegia dan baru saja di London.  Suatu utopia kalau berharap kekerasan itu akan berakhir sampai disini dan tidak bakal terjadi di masa datang. Tapi sungguh saya berharap khayalan ini bisa benar-benar terwujud sebab …nothing comes from violenceand nothing ever could

Link : http://www.youtube.com/watch?v=EmDQFWNjHpA&feature=related

Gambar : cacpeaceday. wikispaces. com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar