Minggu, 19 Februari 2012

Indonesia Banget, Truly Indonesia

Apa yang  menjadi identitas Indonesia ? Apa saja yang ‘sesuatu banget’ yang unik dan khas sehingga akan selalu dilekatkan pada Indonesia ? 

Apakah Indonesia itu hanya dikenal sebagai pengekspor tenaga kerja dengan skill rendah (maaf tidak bermaksud menafikan kontribusi para TKI dan TKW yang telah menjadi pahlawan devisa)? Apakah Indonesia hanya dikenal dengan perilaku yang kacau balau, semrawut, mudah ribut dan ngamuk? Indonesia itu identik dengan korupsi ? Jawabnya jelas banget OOOOH….TIDAK !!!

Indonesia is still my beautiful country. Meskipun kekacauan sosial, politik dan ekonomi mendera Negara ini tak putus-putusnya, sehingga terkadang suka bikin gemes, geregetan dan jengkel setengah mati, namun semua itu tidak dapat mengurangi rasa cinta saya pada Indonesia. Indonesia memang mempunyai banyak kelemahan, tapi bagaimana pun masih terdapat banyak hal yang bisa ditemukan di Indonesia yang menjadi sumber kekaguman yang tidak ada habisnya : keindahan dan kekayaan alamnya, keunikan etnis yang tinggal di dalamnya, keramahan dan selera humornya, keragaman budayanya, sense of art-nya,  dan masih banyak lagi. Pokoknya , Indonesia I love you full !!!

Ya, budaya adalah kekayaan tak ternilai Indonesia. Tidak ada Negara yang bisa menandingi keragaman dan keunikan budaya beragam suku bangsa yang tersebar di wilayah georafis Indonesia, dari Sabang sampai Merauke. Coba bayangkan berapa banyak jumlah bahasa daerah di Indonesia ? Berapa jumlah etnis atau suku bangsa yang diam di dalamnya? Berapa banyak  tarian, lagu, alat musik, dan baju adat daerah di Indonesia ? Berapa tradisi atau ritual adat yang diwariskan turun temurun oleh berbagai etnis tersebut?  Sayangnya kekayaan ini belum mampu diolah menjadi sumber kekuatan dan jati diri bangsa, justru yang terjadi kita lebih berkiblat pada budaya milik bangsa lain dan menelantarkan nilai-nilai kekayaan budaya ‘indigenous’ Indonesia.  Kita cenderung memandang rendah dan primitive  budaya kita sendiri dan mengunggulkan budaya bangsa lain yang kita pandang lebih modern, beradab dan bermartabat. 

Selama ini kita terbius oleh gaya hidup modern dan perilaku kita lebih dikontrol oleh  standard nilai budaya bangsa lain. Kita selama ini telah mengabaikan kelestarian seni budaya warisan nenek moyang kita.  Bahkan tidak hanya menyia-nyiakan, tapi mungkin ada yang memandang rendah dan beranggapan tidak perlu lagi untuk diwariskan ke generasi muda Indonesia.

Untuk itu ada baiknya kalau kita menengok sejenak untuk mengenali kembali keindonesiaan kita. Apa-apa saja yang  merepresentasikan identitas Indonesia?  Budaya yang  unik dan identik dengan Indonesia. Budaya yang bisa kita klaim sebagai “Indonesia banget”. Saat kita jauh mengembara di belahan bumi lain, apabila ditanya apa ciri khas Indonesia, dengan bangga kita akan menjawab : tari Saman, tari Jaipong, tari Gambyong, tari Bali, batik, wayang, keris, patung Asmat, Borobudur, dan masih banyak lagi. Ini semua tidak mungkin akan diakui sebagai karya budaya Negara lain selain Indonesia, soalnya ya itu tadi sangat sangat Indonesia buuanget. Tentu saja sungguh menggelikan  kalau tari Jaipong atau tari Saman diaku sebagai seni budayanya orang Pilipina, atau tari Gambyong dan punakawan wayang diaku sebagai seni tradisi Negara Malaysia. 

Ingin lihat yang sesuatu banget, pokoknya Indonesia buuanget ? Ini dia :

    Gambar : menteridesainindonesia.blogspot.com

ovostagephotography.blogspot.com

tari gambyong-wasrindaka.blogspot.com

Yang unik dan Indonesia banget juga bisa dijumpai di Solo Wayang Carnaval 2012 yang diselenggarakan pada hari Sabtu tanggal 18 Februari. Dan ini wajah-wajah penuh ekspresi keceriaan dan kegembiraan para warga Kota Solo di event Solo Wayang Carnaval 2012.
Foto : Jojo (koleksi pribadi)
Foto : Jojo (koleksi pribadi)

Foto : Jojo (koleksi pribadi)

Kalau yang ini kostum kebaya badut ala  anak muda Kota Solo.  Lihat ekspresi wajah  dan gaya mereka yang lucu dan kostum kebaya  jadul yang sudah langka kita temukan dikenakan ibu-ibu Jawa saat ini. Woow sungguh nostalgia banget.

Foto : Jojo (koleksi pribadi) 

Kalau ini wajah-wajah manis khas putri Solo yang memang terkenal cantik, anggun dan luwes.

Foto : Jojo (koleksi pribadi)

Melihat foto-foto ini siapa yang tidak jatuh cinta pada Indonesia, ini Jowo dan Solo banget. Ayo daerah-daerah lain tunjukkan keunikanmu dan kita tunjukkan pada dunia ini lho kekayaan budaya Indonesia ...inilah Truly Indonesia.

Selasa, 07 Februari 2012

Menyelami kedalaman cinta Erich Fromm

Immature love says: 'I love you because I need you.'  Mature love says 'I need you because I love you.'  (Erich Fromm).

In love the paradox occurs that two beings become one and yet remain two. (Erich Fromm)

Love is the only sane and satisfactory answer to the problem of human existence. (Erich Fromm)


Bulan Februari menjadi bulan cinta, karena di bulan ini ada Hari Valentine yang identik sebagai harinya anak muda. Gelora cinta yang mengharubiru memang pas kalau disematkan di hati anak muda : hati  yang masih mencari siapa pasangannya, hati yang masih merdeka untuk memilih siapa yang akan dijatuhi cinta. Tapi apakah cinta itu dimaknai sebatas cinta asmara? ataukah cinta itu lebih dari sekedar ketertarikan fisik semata? 
 
Di bulan cinta ini paling pas kalau ngomong soal cinta.   Apa itu cinta dan bagaimana kita seharusnya memaknai  dan  mengekspresikannya?

Arti Cinta
Apa itu cinta? Mungkin banyak orang akan menjawab mengapa susah-susah merumuskan apa itu cinta. Cinta itu suatu yang perasaan menyenangkan yang dialami oleh semua orang. Cinta itu rasa suka atau sayang pada seseorang yang membuat hati jadi berbahagia. Pokoknya cinta itu untuk dirasakan dan diresapi keindahannya. Cinta itu sesuatu yang bersifat alami jadi tidak perlu didefinisikan atau dimaknai secara filosofis. Cinta itu butuh aksi, bukan teori.  

Benarkah demikian? 

Cinta memang begitu riil, hadir nyata dalam kehidupan semua anak manusia. Cinta sesuatu yang taken for granted…ada tanpa kita sadari kehadirannya. Karena sudah dianggap taken for granted, sudah demikian adanya , manusia cenderung menjadi lupa akan makna dan arti penting cinta. 

Pembahasan tentang arti cinta secara logis dimulai dengan pertanyaan tentang hakekat cinta. Pencarian tentang makna atau hakekat cinta secara filosofis sudah dilakukan sejak jaman Romawi kuno (www.iep.utm.edu/love/).  Beragam teori telah dirumuskan.  Pandangan umum tentang hakekat cinta merumuskan bahwa cinta itu  bersifat emosional sehingga tidak bisa dijelaskan dengan logika rasional. Ada lagi yang mengartikan cinta sebagai murni fenomena fisik yaitu suatu dorongan nafsu kebinatangan atau genetik yang mendikte perilaku manusia. Ada pula yang memaknai cinta sebagai suatu perasaan yang sangat spiritual sehingga membuat kita serasa menyentuh dimensi keilahian. Plato, misalnya,  merumuskan konsep cinta lebih sebagai suatu yang luhur dan mulia bukan sekedar nafsu hewani yang didorong oleh hasrat birahi, cinta dilihat dari visi teologis yang melampaui daya tarik sensual. Pemaknaan cinta semacam ini yang kemudian melahirkan istilah cinta Platonis (Platonic love). 


Rumusan ideal dari cinta  memang tidak sekedar cinta asmara atau cinta erotis . Secara umum  cinta diartikan sebagai sebuah emosi dari kasih sayang yang kuat dan ketertarikan pribadi. Dalam konteks filosofi cinta merupakan sifat baik yang mewarisi semua kebaikan, perasaan belas kasih dan kasih sayang. Pendapat lainnya, cinta adalah sebuah aksi/kegiatan aktif yang dilakukan manusia terhadap objek lain, berupa pengorbanan diri, empati, perhatian, memberikan kasih sayang, membantu, menuruti perkataan, mengikuti, patuh, dan mau melakukan apapun yang diinginkan objek tersebut (Wikipedia).

Untuk mempermudah memahami makna cinta , maka cinta kemudian dibedakan menjadi : eros, agape dan philia. Eros adalah cinta asmara atau cinta  yang didalamnya ada unsur hasrat seksual.  Dorongan seksual atau hasrat birahi manusia secara naluri tak beda jauh dengan hasrat seksual pada binatang. Sedangkan agape adalah cinta kasih Tuhan pada manusia atau sebaliknya cinta manusia pada Tuhannya , bisa juga cinta pada kemanusiaan. Adapun  philia adalah rasa cinta atau sayang pada teman atau sahabat, pada orangtua, saudara dan keluarga (http://www.iep.utm.edu/love/)

Dalam bahasan Inggris kata “love” dipakai untuk menyatakan ketiga bentuk cinta : eros, agape, dan philia. Penggunaan istilah “cinta” dalam bahasa Indonesia lebih cenderung untuk menyebut jenis cinta eros atau cinta asmara, sedangkan untuk mengungkapkan  rasa cinta pada Tuhan , keluarga dan sahabat biasa menggunakan  kata kasih atau sayang. 

Oke , setelah kita tahu cinta itu ada cinta pada Tuhan (agape) dan sesama manusia baik itu cinta asmara (eros) maupun cinta pada orang tua , teman dan kemanusiaan (philia), terus  pertanyaan selanjutnya adalah apa makna atau hakekat cinta  dan  bagaimanakah seharusnya kita mengekspresikan rasa cinta itu?
 
Karena saya bukan filsuf maka untuk menjawab pertanyaan ini saya pinjam pemikirannya ahli psikologi sosial , psikoanalis, sosiolog dan filsuf yang humanistis - ERICH FROMM yang menjelaskan dengan indah sekali tentang makna cinta dan seni mencintai dalam tulisannya The Art of Loving”. Pendapat Fromm yang saya jadikan sumber tulisan ini sebagian besar saya kutip dari resensi Armand F. Baker DISINI .

Kedalaman cinta Erich Fromm

Fromm memberi pernyataan yang mengejutkan, mencintai itu sesuatu yang harus kita pelajari. Ia tidak datang dengan sendirinya, bukan kita lakukan secara naluriah.  Mencintai adalah keterampilan yang harus dipelajari dan dipraktekkan secara aktif. Agar cinta itu tumbuh, seseorang harus aktif bertindak, harus menunjukkan cintanya (However, in order for love to exist, someone must act; someone must do the loving).

Menyangkut soal cinta selama ini kita memposisikan diri sebagai obyek, artinya pikiran kita terfokus pada bagaimana agar dicintai. Berbagai cara ditempuh untuk membuat diri dicintai orang. Dan kemudian apa yang dilakukan untuk mendapatkan cinta?  Yang perempuan ingin tampil cantik dan menarik dan yang laki-laki ingin tampil gagah dan keren. Pokoknya manusia ingin tampil semenarik dan semenonjol mungkin agar perhatian, kekaguman dan cinta terpusat kepadanya. Pikiran dan usaha terpusat pada bagaimana agar dicintai, sehingga lupa bahwa untuk dicintai,  harus mencintai terlebih dulu. Hanya orang yang egois yang ingin dirinya dikagumi dan dicintai, tapi tidak ada keinginan untuk mengagumi dan mencintai  orang lain. 

Fromm mengatakan cinta itu tidak pasif, tapi harus aktif. Jika kita berharap untuk menerima cinta (dicintai), maka kita terlebih dulu harus siap untuk memberi cinta (mencintai). Cinta bukan jalan satu arah ( nah, ini artinya cinta itu tidak hanya pasif ditunggu kehadirannya. Untuk mendapatkan cinta, orang harus memberi cinta terlebih dahulu) .  Dengan kata lain, inti cinta adalah memberi, bukan menerima.  Memberi artinya memberikan apa yang dimiliki untuk kebahagiaan orang yang cicintai. Makna ini yang sering disalahartikan sebagai cinta itu suatu pengorbanan. Menurut Fromm  ini tidak benar karena dua alasan :  

Pertama,  cinta tidak terbatas pada pemberian dalam arti materi. Aspek yang paling penting dari memberi adalah bahwa kita memberikan diri kita, hidup kita, sukacita dan dukacita kita, minat dan pengetahuan kita, pemahaman dan perhatian kita. Kedua, memberikan diri untuk cinta bukan berarti mengorbankan kemerdekaan kita sebagai individu. Saat seseorang memberi untuk cinta, yang hilang dari dirinya hanyalah keegoisan.  Mencintai adalah tindakan memberi  yang justru memperkaya si pemberi (secara batin) karena dapat menumbuhkan rasa sebagai individu yang  bebas dan aktif , yang memiliki sesuatu yang berharga untuk diberikan kepada orang lain. Cinta adalah aktif, cinta itu memberi, dan cinta menghasilkan kesatuan yang memperkuat individualitas kita yang sebenarnya.
 
Intinya, menurut penafsiran saya, dalam cinta itu tidak ada yang dikorbankan. Karena hakekat cinta adalah memberikan apa yang kita punya demi kebahagiaan orang yang dicinta. Demi kebahagiaan orang yang dicinta semata, tanpa pamrih. Kalau kita memberi semata-mata karena ingin memberi dan kalau dengan apa yang kita berikan itu, si penerima menjadi bahagia, itu sudah cukup bagi kita. Kalau seperti itu apa ada yang kita korbankan? Berkorban konotasinya ada sesuatu yang harus kita relakan untuk diberikan atau ada yang hilang dari diri kita, entah itu materi atau nonmateri. Selama kita mencintai semata-mata karena cinta, maka itulah cinta sejati atau cinta tanpa syarat – unconditional love.

Selain mengulas tentang  hakekat cinta, Fromm juga membahas elemen lain dari cinta yakni peduli, tanggung jawab, rasa hormat dan pengetahuan. Peduli artinya menaruh perhatian secara aktif terhadap hidup dan kesejahteraan orang yang dicintai. Tanggung jawab adalah upaya untuk merespon kebutuhan orang lain, rasa keterbukaan kepada orang yang kita cintai. Menghormati berarti bahwa kita menghormati orang lain sebagai individu, kita menerima dia sebagai dia apa adanya dan tidak mencoba untuk mengubahnya menjadi sebuah objek untuk kebutuhan kita sendiri. Pengetahuan berarti kita harus mencoba untuk mengenal orang lain, baik secara rasional maupun intuitif atau emosional.
 
Unsur terakhir dari cinta adalah keyakinan atau kepercayaan. Untuk bisa memberikan cinta kita harus percaya sepenuhnya pada orang yang kita cintai. Mencintai artinya membuka diri kita, dan menjadi terbuka berarti menjadi peka atau rapuh. Orang kadang ragu untuk melakukan hal ini karena di masa lalu telah terluka atau kecewa karena cinta. Namun tanpa keterbukaan, yang dilandasi atas kepercayaan, tidak akan ada cinta. Dengan begitu, cinta adalah tindakan yang dilandasi atas rasa percaya. Dan siapa pun yang kepercayaannya (pada orang yang dicintai) hanya sedikit berarti juga memiliki cinta yang sedikit. 

Setelah tahu bahwa hakekat cinta itu adalah bla..bla..bla… dan elemen cinta itu adalah a….b….c….d...Pertanyaan selanjutnya adalah : bagaimana  caranya mencintai itu? ( cara mencintai saya batasi pada sesama manusia (eros dan philia) , adapun tentang cinta pada Tuhan (agape) tidak saya bahas karena takut tulisannya jadi puaaanjang buanget).

Tentang cinta pada sesama, Fromm berpendapat selama kita tidak bisa mencintai semua orang, maka kita tidak bisa mencintai seorang pun. Inti cinta sejati didasarkan pada sikap, cara berpikir atau perasaan, yang diarahkan untuk seluruh dunia dan segala isinya.
(Iya benar sekali. Kalau orang mencintai sesamanya dengan pilih-pilih atau selektif …Ooh  yang akan aku beri cinta itu mereka yang seide atau sealiran pemikiran dengan aku, yang mendukung aku, yang bisa mendatangkan manfaat atau bisa aku manfaatkan untuk kepentinganku.. orang mencintai dengan bersyarat semacam ini apakah dapat disebut orang yang mencintai?). 

Karena itu,  mengutip ajaran Yesus , Fromm mengatakan “ kita jangan hanya mencintai orang-orang yang cinta sama kita, tapi juga harus mencintai musuh kita”. Mencintai musuh (menurut penafsiran Armand F. Baker) tidak berarti kita menerima atau setuju dengan perbuatannya, tapi kita harus bisa memisahkan manusia dari perbuatannya (jadi yang dibenci atau tidak bisa ditoleransi adalah perbuatannya, bukan orangnya. Jadi mengasihi musuh dalam arti memaafkan orangnya dan tidak menaruh dendam dengan melampiaskan balasan yang setimpal. Contoh nyata dari cinta musuh mungkin bisa dilihat pada diri Nelson Mandela yang memaafkan rezim penguasa kulit putih yang menindas kulit hitam.  Tentu saja tidak mudah untuk bisa bertindak seperti Mandela, tapi bukankah cinta itu sendiri bukan suatu tindakan yang mudah dipraktekkan. Butuh usaha keras untuk bisa benar-benar mencintai.  Lebih mudah membenci atau tidak peduli,  karena tidak dibutuhkan usaha keras untuk bisa membenci seseorang. Karena itulah, Fromm menyimpulkan bahwa hanya orang yang kapasitas kepribadiannya telah berkembang matang yang memiliki kapasitas untuk mencintai sesamanya dengan kerendahan hati yang sejati, mencintai secara total tanpa pamrih. Orang semacam ini yang mampu memaknai arti cinta yang sejati). 

Jadi resep untuk mencintai sesama adalah cintailah semua orang jangan hanya mereka-mereka yang suka sama kamu, yang mengagumimu, yang suka memujimu. Cintailah juga mereka yang memusuhimu, yang iri sama kamu, yang benci sama kamu. Kalau kita bisa mencintai semua orang, bahkan juga musuh kita maka kita akan mudah memaafkan dan melupakan kesalahan dan sakit hati. 

Tentang cinta pada diri sendiri, Fromm menyatakan, cinta pada diri sendiri disini sepertinya kontradiktif dengan makna cinta yang memberi, inklusif atau terbuka bagi semua orang. Cinta pada diri sendiri (self-love) harus dibedakan dengan mengutamakan kepentingan sendiri (selfishness) atau egois. Mencintai diri sendiri berarti peduli tentang diri sendiri, mengambil tanggung jawab untuk diri sendiri, menghormati diri sendiri, dan mengetahui diri sendiri (misalnya bersikap realistis dan jujur ​​tentang kekuatan dan kelemahannya). Egois tidak ada hubungannya sama sekali dengan cinta. Orang yang hanya cinta dirinya sendiri tidak kenal apa itu cinta. Orang egois jelas merugikan dirinya sendiri, sebab dengan mengutamakan kepentingan sendiri pintu hatinya menjadi tertutup bagi cinta dari sesamanya. Orang yang hidup untuk dirinya sendiri adalah orang yang kesepian. Orang yang mengasihi dirinya tidak akan mau menderita seperti ini. Karena itulah Fromm mengatakan seorang yang mengasihi semua orang juga mengasihi dirinya sendiri.  Inilah makna dari  mencintai sesama seperti mencintai diri sendiri. 

Kesimpulannya, untuk bisa mencintai sesama kita harus mencintai diri sendiri terlebih dahulu yakni menghargai diri sendiri, tidak merendahkan diri sendiri, menjaga martabat diri sendiri, tahu kekuatan dan kelemahan diri sendiri. Orang mencintai dirinya adalah orang yang menerima dirinya apa adanya, sehingga dia juga mudah menerima dan mencintai sesamanya sebagaimana apa adanya, dengan segala kelebihan dan kekurangan mereka. 

Selanjutnya tentang cinta asmara, menurut Fromm cinta asmara atau cinta erotis atau cinta fisik sering disalahartikan. Jika seseorang tertarik dengan orang lain karena daya tarik fisik, belum tentu itu bisa disebut cinta. Jika relasi itu hanya bersifat badaniah (fisikal) maka tidak akan bisa memuaskan kebutuhan dasar akan kebersamaan, karena daya tarik fisik tidak akan kekal. Sebaliknya, apabila cinta yang fisikal itu disertai dengan perilaku penuh cinta –berlandaskan kasih sayang kemanusiaan - maka itu akan tumbuh menjadi cinta yang dewasa yang matang. Cinta atas dasar kebutuhan kebersamaan , untuk mengarungi hidup dalam suka dan duka akan bersifat lebih langgeng.  Kata bijak yang saya kutip di awal tulisan ini menyimpulkan pendapat Fromm tentang cinta asmara : Cinta yang tidak dewasa mengatakan : “Aku cinta kamu karena aku membutuhkanmu”. Cinta yang dewasa berkata : “Aku butuh kamu karena aku mencintaimu” ( Immature love says: 'I love you because I need you.'  Mature love says 'I need you because I love you.').

Jadi  cinta asmara meskipun ada unsur ketertarikan fisik atau nafsu seksual semestinya jalinan itu “beyond physical” , lebih dari sekedar kebutuhan atau daya tarik fisik semata. Cinta asmara akan langgeng apabila dibangun di atas fondasi kebutuhan akan cinta dan kebersamaan : kebutuhan adanya pasangan jiwa tempat mencurahkan rasa sayang, teman berbagi rasa dalam mengarungi dinamika pasang surut kehidupan. Cinta asmara yang fisikal semata tidak akan langgeng, karena tubuh manusia itu tetap akan terpisah, hanya jiwa yang bisa menyatu.   Dua manusia yang menyatu dalam satu cinta menjadi two bodies and one soul” atau Fromm menyebutnya (ada di kutipan kata bijak di awal tulisan ini) “two beings become one and yet remain two” (dua makhluk menjadi satu namun tetap dua).  Inilah yang disebut Fromm sebagai mature love, cinta yang matang.  Cinta asmara yang matang itu apabila kita membutuhkan pasangan kita karena kita mencintainya, kita menghormati dan menghargai tubuh dan jiwa pasangan kita. Sedangkan cinta asmara yang belum matang adalah apabila kita mencintai pasangan kita karena kita membutuhkannya. Artinya selama kita masih membutuhkannya,  rasa cinta itu akan tetap ada, tapi jika tidak lagi membutuhkannya (mungkin karena sudah ada yang lain yang bisa memuaskan kebutuhan itu) maka cinta itu akan mudah berpindah ke lain hati.

Kesimpulannya,  cinta asmara akan langgeng  apabila  kita mencintai pasangan kita apa adanya. Mencintai apa adanya artinya kita membutuhkan keberadaannya di sisi kita semata-mata karena cinta, bukan karena membutuhkan apa-apa yang bisa diberikannya untuk membuat diri kita bahagia.  I need you because I love you.

Inti dari "The Art of Loving" -nya Fromm adalah mencintai itu adalah memberi, bukan menuntut. Yang menarik untuk kita renungkan adalah kesimpulan Fromm tentang posisi cinta di dunia kita sekarang ini. Menurut Fromm kondisi dunia saat ini bukan merupakan tempat yang subur bagi kehadiran cinta. Prinsip-prinsip dasar yang melandasi keberadaan masyarakat saat ini tidak lagi sejalan dengan prinsip-prinsip cinta . Dalam masyarakat modern, sistem perdagangan bebas yang berbasis kompetisi menuntut orang agar selalu di posisi terdepan. Dorongan atau nafsu untuk unggul memicu hasrat manusia untuk memandang sesama sebagai pesaing yang harus dikalahkan  bahkan kalau perlu dikorbankan demi ambisinya menuju nomor satu. Manusia saat ini cenderung semakin egois  dan pengutamaan pada materialism membuat manusia menomorduakan atau bisa jadi melupakan sama sekali nilai-nilai cinta kasih, nilai-nilai spiritual.  Fromm tidak mengatakan bahwa tidak mungkin untuk mencintai di dunia saat ini,  tapi dia merasa bahwa untuk bisa mencintai sesama itu sangatlah sulit, dan bahwa cepat atau lambat beberapa perubahan radikal harus dilakukan agar cinta masih bisa bertahan dan tetap bersemayam di hati manusia. 

Setelah menyelami kedalaman pemikiran Fromm tentang cinta, apakah kita tetap berpendapat bahwa cinta itu sangat sederhana dan mudah untuk diterapkan? Cinta itu tidak usah direnungkan maknanya secara filosofis karena yang penting itu prakteknya? Memangnya kita selama ini sudah bisa mempraktekkan prinsip-prinsip cinta ? Kalau jawabnya belum mari bersama-sama kita sebarkan benih-benih cinta di sekeliling kita, dan tentunya kita tidak perlu menunggu Hari Valentine untuk bisa menebar benih cinta. Karena cinta butuh aksi, tidak sekedar seremoni dan selebrasi. 

Lirik lagu WHEN GOD MADE YOU  berikut ini dengan cantik sekali melukiskan betapa indahnya cinta sehingga  sangat pas untuk didengarkan di Hari Valentine. 


dan ini versi lainnya :