Senin, 30 Mei 2011

Tentang Ideologi

Pemahaman Saya tentang Sekularisme,
Pluralisme dan Liberalisme

One of the great tragedies of mankind is that morality has been hijacked by religion (Frank A. Clark)
People take different roads seeking fulfillment and happiness. Just because they’re not on your road doesn’t mean they’ve gotten lost (H. Jackson Browne)

Sekularisme, Pluralisme dan Liberalisme bagi saya adalah :
Sekularisme :
Saya memisahkan agama dari urusan publik. Agama adalah urusan pribadi saya dengan Tuhan yang memberi saya hidup. Pantang saya membawa identitas agama saya ke ranah publik. Saya meninggalkan semua identitas keagamaan saya di rumah. Begitu saya keluar , ke masyarakat, ke tempat kerja saya membuang tanda-tanda, symbol-simbol agama saya. Seandainya di KTP kolom agama itu boleh diisi selain agama-agama yang ditentukan Negara , saya akan mengisinya dengan Beriman Kepada Tuhan (yang menciptakan alam raya, yang menentukan hidup dan mati manusia). 
Prinsip ini saya pegang. Untuk saya pribadi , saya menghindari  bentuk , symbol atau tanda-tanda yang menandakan identitas keagamaan saya.  Sedapat mungkin saya menghindari mengucapkan satu  ayat pun atau satu kata pun symbol bahasa agama saya.  Di ranah publik symbol agama saya adalah sikap, perbuatan dan perilaku nyata saya ke sesama.
Bagi saya , agama adalah lembaga. Iman saya kepada yang memberi saya hidup adalah urusan pribadi yang harus saya pertanggungjawabkan secara pribadi kepada Tuhan. Dan hanya Tuhan yang berkuasa menilai ibadah saya kepadaNya. Saya tidak mau hubungan pribadi saya dengan Tuhan dibelenggu, dibatasi oleh (birokrasi) agama, apalagi oleh aturan dan birokrasi negara.
Pluralisme :
Saya menghargai Pluralisme. Dalam ranah politik , Negara, atau publik ,  saya menghargai keberagaman pemikiran politik, suku, agama, ras  dan golongan untuk hidup berdampingan secara damai dengan hak dan kewajiban yang sama.
Dalam agama, kebenaran agama yang saya imani berlaku untuk diri saya sendiri dan akan saya pegang teguh. Namun saya menghargai , kebenaran agama yang diyakini orang lain. Walau pun tidak saya imani, tapi saya menghargai kebenaran agama orang lain. Dan Negara yang berlandaskan Pancasila harus memberi hak dan kewajiban yang sama kepada semua penganut agama. 
Saya lebih mencari aspek-aspek persamaan ketimbang perbedaan dari agama-agama. Secara ritual dan akidah keagamaan atau syariat , jelas semua agama meyakini agamanya lah yang paling benar. Namun bagi saya , syariat adalah wilayah pribadi praktek keagamaan saya. Di ranah publik, saya lebih mencari kesamaannya atau sisi substantifnya : hakikat dan marifat  yaitu rahmatan lil alamin, kasih dan damai sejahtera, semoga semua makhluk berbahagia, dsb.
Liberalisme :
Saya menghargai akal dan kemampuan berpikir yang dianugerahkan Tuhan kepada manusia. Karena itu saya menghargai kemerdekaan dalam menuangkan ide dan gagasan dan kehendak bebas (free will dan free thinking). Kebebasan berpikir dan berpendapat inilah inti liberalism. Sebagai guru, dosen yang menjadi garda terdepan menumbuhkembangkan intelektualitas anak didik atau generasi penentu masa depan bangsa , saya harus liberal. Saya memotivasi mahasiswa untuk berani berpendapat, berargumen dan berdebat. Dalam diskusi yang saya nilai bukan benar atau salah suatu ide atau gagasan tapi argumentasi yang dikemukakan. Dunia Perguruan Tinggi tidak bisa berkembang tanpa ditopang kebebasan berpikir, berpendapat dan kebebasan akademis lainnya. Ilmu tidak bisa berkembang tanpa kebebasan perdebatan akademis : thesa – antitesa - sintesa.
Dalam ranah agama, bagi saya liberalism bukan berarti orang bisa bebas mengobrak-abrik ajaran agama.  Agama yang liberal adalah agama yang terbuka dalam arti tidak menampilkan praktek/perilaku keagamaan yang sempit, menakutkan, tidak toleran atau tidak menghargai  penganut  agama lain.  Agama yang liberal adalah agama yang merangkul, mengayomi bukan menendang.  Liberalisme dalam agama , bagi saya lebih pada freedom of religion dalam arti bebas menentukan atau menganut suatu agama. Dan Negara harus menjamin kebebasan ini berlaku untuk semua agama.
Apakah saya salah jika mempunyai pandangan semacam ini ?
Coretanku 15 Mei 2011


Gambar: diambil dari The Free Thinker oleh Gisele Bedard (redbubble.com)
Tulisan : diambil dari sunderlandbookgroup.wordpress.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar