Negeri saya ini bener-bener
lucu dan unik. Jika ditanyakan bagaimana rasanya jadi orang Indonesia, jawabannya
seperti permen nano-nano : manis, asem, kecut, semua ada. Kadang ada saatnya merasa
bangga dan cinta, tapi akhir-akhir ini kok sepertinya lebih banyak bikin kecut dan cemberut.
Negara ini sepertinya semakin
dilekatkan dengan kekerasan, kemunafikan, korupsi, dan pemerintahan yang kacau
balau. Konflik antar kelompok masyarakat semakin sering terjadi. Tentang
korupsi, Kompas hari Rabu 16 Mei 2012 menulis judul gede “Mental Korupsi Sudah Merata”, disitu diberitakan temuan BPK tentang
korupsi birokrasi melalui perjalanan dinas yang mencapai 30-40 persen dari
biaya perjalanan dinas Rp 18 trilyun selama setahun (wow...seram!!). Di tengah
belitan kasus korupsi, kekerasan dan pengelolaan negara yang amburadul terselip
hal-hal ringan dan sepele tapi ditanggapi secara serius dan berkembang menjadi perdebatan panas seputar isu moralitas. Ada yang ngurus rok mini , video porno artis dan anggota dewan,
dan yang lagi hangat saat ini soal Lady Gaga gagal konser.
Berhubung saat ini libur
panjang dan saya mau santai menikmati liburan, saya nggak mau capek-capek
berpikir serius seputar korupsi, kekerasan atau soal politik lainnya. Problem
ini sudah banyak yang ngomong. Saya hanya ingin tahu siapa itu Lady Gaga? Apa sih hebatnya si Lady Gaga ini kok
bisa-bisanya mencuri perhatian sebagian orang-orang penting untuk sekedar memberi komentar atau berkotbah soal moralitas? Bagaimana performance
dan lirik lagunya sehingga dia dituduh
sebagai pembawa ajaran setan dan ditolak oleh banyak ormas keagamaan di
Indonesia?
Dari jalan-jalan di internet
saya menemukan berita tentang kiprah bermusik Lady Gaga. Menurut Dailymail.co.uk Lady
yang satu ini dalam performance-nya memang
sengaja menggunakan shock tactics dan
melecehkan simbol-simbol agama Kristen demi untuk mendongkrak popularitasnya. Meski
dibesarkan dalam keluarga dengan iman Katolik Roma dan saat kecil bersekolah di
biara, tapi saat ini –seperti dikatakan Bill Donahue, Pemimpin umat Katolik di
New York – dia sepertinya sengaja mengusik umat Katolik dan Kristen pada umumnya,
seperti dalam pentas memakai gaun biarawati atau menelan rosario. Yang paling
mengundang kemarahan adalah lagunya yang berjudul Judas. Judul ini diambil dari
nama Judas Iskariot – murid Yesus yang berkhianat dengan menyerahkan Yesus ke
musuhnya. Dalam lirik lagu Judas, ada beberapa lirik yang bagi umat Kristen akan dikenali sebagai bagian
dari kisah dalam Alkitab yang menggambarkan penghormatan Maria Magdalena
kepada Yesus. Namun dalam lagu Judas, kisah di Alkitab diplesetkan oleh Lady
Gaga menjadi kesetiaan bukan pada Yesus
tapi pada Yudas. Contohnya bisa disimak bait-bait ini :
When he comes to me, I am ready
I'll wash his feet with my hair if he needs
Forgive him when his tongue lies through his brain
Even after three times, he betrays me
I'll wash his feet with my hair if he needs
Forgive him when his tongue lies through his brain
Even after three times, he betrays me
..........
I wanna love you,
But something's pulling me away from you
Jesus is my virtue,
And Judas is the demon I cling to
I cling to
But something's pulling me away from you
Jesus is my virtue,
And Judas is the demon I cling to
I cling to
Sebenarnya, lirik lagu sebagai karya seni tak beda jauh dengan deretan kata dalam kalimat karya sastra – bersifat sangat multi interpretasi. Akibatnya, belum tentu makna dari si pembuat lirik akan dipahami secara sama oleh pendengar atau pembacanya. Dalam kasus Lady Gaga, lirik lagu yang identik dengan ayat di Alkitab ditambah lagi dengan visualisasi panggung atau videoklip yang terkesan melecehkan simbol-simbol agama Kristen menjadikan kesan langsung yang tertangkap mata adalah pelecehan agama.
Namun dari kacamata rasa seni yang
saya miliki, terlepas dari keimanan
saya, saya bisa saja menafsirkan lagu Judas ini sebagai ungkapan
ketidakberdayaan perempuan yang terjerat dalam cinta buta pada laki-laki yang
salah. Jika lihat videoklip Judas di
youtube, disitu ada gerombolan laki-laki naik Harley Davidson pakai jaket kulit
hitam yang di punggungnya tertulis Judas dan si Gaga membonceng dengan pakai
kalung salib gede. Ini saya maknai sebagai Si Gaga jatuh cinta pada laki-laki
bertipe Judas - dengan tampilan sangar pakai jaket kulit hitam bergambar
tengkorak bertuliskan Judas. Si perempuan tahu bahwa laki-laki itu tipe yang
tidak setia, tipe pengkhianat dan dia seharusnya memilih setia pada imannya –
pada Yesus, tapi cinta yang buta membuatnya nggak bisa lepas dari si Judas. Ini
jelas diungkap di kutipan bait yang kedua di atas yang terjemahan bebasnya kurang
lebih begini :
Aku ingin mencintaimu,
Tapi ada sesuatu yang menarikku menjauh darimu
Yesus adalah kebajikanku,
Tapi Yudas adalah setan saya pegang teguh...saya pegang teguh
Tapi ada sesuatu yang menarikku menjauh darimu
Yesus adalah kebajikanku,
Tapi Yudas adalah setan saya pegang teguh...saya pegang teguh
Bisa juga saya menarik lirik
ini untuk makna yang lebih luas dan mendalam, misalnya ini menggambarkan kondisi
umat Kristen saat ini yang seharusnya setia berpegang pada ajaran mulia Yesus,
tapi justru mengkhianati perintah Yesus
dengan menggadaikan iman demi materi, korupsi atau kekuasaan. Nggak salah kan ,
kalau saya menafsirkan lirik Judas seperti ini? Jika kita terbiasa
membaca karya sastra, kita tidak akan mengartikan kalimat atau bahasa secara
harfiah atau tersurat tapi lebih secara
tersirat- atau menggali makna dibalik kata.
Bicara soal tafsir lirik lagu akan
menjadi semakin menarik kalau dikaitkan dengan pornografi. Dalam UU No 44 Th.
2008 tentang Pornografi disebutkan tulisan atau syair dikatakan porno kalau
mengeksploitasi daya tarik atau bagian tubuh tertentu yang sensual dari orang
dewasa (pasal 4). Pasal ini hanya bisa menjerat tulisan yang bermakna harfiah,
tapi tidak bisa menjerat tulisan, syair atau lirik yang tersirat. Lagu Cucak Rowo-nya Didik Kempot, misalnya,
tidak ada liriknya yang berbau eksploitasi seksual, wong hanya bicara soal gadis
yang takut dengan burung , yang dideskripsikan seperti ini :
Manuke manuke cucak rowo,
Cucak rowo dowo buntute
Buntute sing akeh wulune,
Yen digoyang ser-ser aduh enake
Cucak rowo dowo buntute
Buntute sing akeh wulune,
Yen digoyang ser-ser aduh enake
(Burungnya, burung cucak rowo...Cucak
rowo panjang ekornya...Ekornya banyak bulunya...Kalau digoyang ser ser aduh
enaknya)
Hal yang sama
juga berlaku untuk lagu Julia Perez (Jupe) Belah
Duren yang bicara tentang enaknya makan duren malam-malam dengan kekasih :
Makan duren dimalam hari
Paling enak dengan kekasih
Dibelah bang dibelah
Enak bang silahkan dibelah
Jangan lupa mengunci pintu
Nanti ada orang yang tau
Pelan-pelan dibelah
Enak bang silahkan dibelah
Paling enak dengan kekasih
Dibelah bang dibelah
Enak bang silahkan dibelah
Jangan lupa mengunci pintu
Nanti ada orang yang tau
Pelan-pelan dibelah
Enak bang silahkan dibelah
Tidak ada bau pornografi dalam kata per kata di lirik lagu Cucak Rowo dan Belah Duren. Kalau itu berbau atau berkonotasi mesum , itu karena daya
interpretasi otak manusia atau cara memaknai pesan dibalik kata-kata. Lha kalau bicara soal otak atau pikiran manusia,
pasal hukum mana yang bisa untuk menjerat liarnya daya imajinasi manusia? Menurut saya, mimik wajah Jupe saat
menyanyikan Belah Duren jauh lebih
mesum ketimbang Lady Gaga. Belum lagi
kalau dinilai dari kualitas liriknya. Lirik lagu Cucak Rowo dan Belah Duren sungguh dangkal dan tak jelas pesan apa yang mau disampaikan, selain hanya menyeret otak kita untuk berimajinasi jorok, punya Lady Gaga – secara sastra - jauh
lebih berkelas. Entah mengapa, kalau mendengar lirik lagu Cucak Rowo dinyanyikan oleh anak-anak , saya jadi sebel dan
geregetan. Meskipun lagu itu ceria seperti lagu anak-anak dan tidak ada
kata-kata vulgar berbau seksual disitu, tapi kok rasanya jengah atau enggak
nyaman banget dengar lagu itu keluar dari mulut anak-anak .
Saya hanyalah seorang ibu yang berusia menjelang setengah
abad, saya merasa tidak pantas menjadi fans Lady Gaga. Penampilan Lady Gaga yang
vulgar , cara berbusana yang aneh, serta
videoklip yang terlalu mengumbar tubuh perempuan tidak connect dengan selera musik saya yang jadul. Meskipun demikian, saya
mencoba memahami gerak jaman dengan segala dinamikanya. Mengapa anak muda lebih suka
mengambil idola atau role model dari ikon dunia hiburan semacam Lady Gaga? Nampaknya
anak muda jaman sekarang semakin realistis dan terbuka dalam menanggapi
perbedaan. Standard moralitas tidak lagi diukur dari bagaimana seseorang memperlakukan
tubuhnya atau identitas seksualnya, tapi lebih ke hal yang substansial seperti
kejujuran, integritas, kesetiakawanan, dan kasih sayang. Prinsip mereka adalah jadilah diri sendiri, siapa pun kamu, apa pun
identitasmu. It’s okey, sepanjang kamu tidak merugikan orang lain,
tidak menyakiti orang lain. Gejolak jiwa muda adalah pencarian jati diri dan pemberontakan pada tatanan
yang dianggap mapan dan penuh kepalsuan.
Menurut saya, Lady Gaga adalah gambaran ikon musik pop yang merepresentasikan anak muda abad
internet : straight to the point,
lugas, semua hal bebas diekspresikan dan diungkapkan, bahkan semua rambu tabu
ditabrak tanpa rasa takut. Dari sisi penampilan, Lady Gaga terkesan pokoknya
tampil eksentrik dan aneh. Pokoknya tidak umum , lihat saja sepatu-sepatunya
atau kostum dan aksesoris panggungnya. Lagu-lagu
Lady Gaga mengungkapkan hal apa saja yang bisa mengguncang nilai-nilai sosial yang
mapan. Misalnya, Born
This Way menyuarakan keberanian untuk mengungkapkan jati diri dan menerima serta menghargai identitas kultural apa pun, termasuk identitas seksual yang
berbeda atau dianggap menyimpang dari nilai moralitas dan agama. Lady Gaga
kebetulan datang ke Indonesia di saat yang bersamaan dengan Irshad Manji –
perempuan warga Kanada (mengaku sebagai lesbian) yang juga dituduh mengusik nilai-nilai
keagamaan melalui tulisan di buku-buku karyanya.
Terkait dengan isu moralitas
dan identitas seksual, abad ini adalah
abad galau dan gamang karena sepertinya moralitas tidak lagi bisa hitam putih,
ada banyak wilayah abu-abu. Ajaran agama apa pun dan masyarakat mana pun tidak
bisa menerima pelecehan terhadap ajaran atau kesakralan simbol agama, ekspresi tubuh yang bebas, terlebih lagi perilaku seksual “menyimpang” . Isu-isu tabu ini yang nampaknya
coba disuarakan oleh Lady Gaga dan Irshad Manji. Jadi bisa dimaklumi kalau
kedatangan kedua perempuan ini menyinggung sensitivitas religius kelompok ormas
keagamaan yang harus menjalankan peran penjaga moralitas masyarakat. Di satu sisi, sebagai orang yang mengaku
beragama saya bisa memahami kekhawatiran ormas keagamaan menghadapi gempuran
ikon-ikon budaya pop global yang banyak mengabaikan nilai moralitas demi mengeruk
keuntungan ekonomis sebanyak-banyaknya. Namun di sisi lain, dalam hidup bermasyarakat dan
bernegara yang menjunjung tinggi hak dan martabat manusia, kita tidak
dibenarkan untuk menggunakan kekerasan atau paksaan untuk menolak segala
sesuatu yang dianggap bertentangan dengan nilai agama dan budaya. Pendekatan
agama adalah pendekatan persuasif, pendekatan yang bermartabat dan beradab.
Dalam perspektif administrasi
negara, persoalan moralitas agama menjadi wilayah otoritas kelembagaan agama
yang merupakan institusi sipil. Tidak dibenarkan kalau ormas keagamaan sebagai
institusi sipil mendesakkan prinsip dan nilai yang diyakininya secara paksa dengan melakukan kekerasan ke
kelompok sipil lainnya. Jika setiap kelompok masyarakat berdasarkan pemahaman
akan prinsip dan nilai yang dianggapnya benar berpandangan dibenarkan bagi
mereka untuk melakukan paksaan atau kekerasan pada pihak lain yang dianggapnya
bertentangan atau melanggar nilai yang diyakininya, tak terbayangkan betapa
kacaunya kehidupan sosial. Untuk itulah
dibutuhkan kehadiran administrasi negara
sebagai mediator konflik yang adil dan berdiri
di atas semua golongan. Lembaga Negara yang
beradab mampu menjadi representasi kepentingan publik dan menjamin agar
tiap-tiap individu dan kelompok dapat hidup berdampingan secara damai. Apabila yang terjadi adalah institusi negara
justru tunduk , memihak atau
berkolaborasi dengan yang kuat untuk menindas yang lemah, maka inilah tanda dari
kegagalan administrasi negara.
Gambar :
musica.tuttogratis.it dan 123rf.com
Gambar :
musica.tuttogratis.it dan 123rf.com