Besok -tanggal 19 Agustus 2012 - kita merayakan Hari
Lebaran atau Idul Fitri. Lebaran di Indonesia tidak sekedar perayaan keagamaan
yang dijalankan oleh pemeluk agama Islam, tapi telah menjadi ritual budaya yang
dilakoni oleh semua lapisan masyarakat.
Di hari ini, kata “maaf” menjadi kata yang akan sering diucapkan atau
lengkapnya “maaf lahir dan batin”, yang maknanya kurang lebih permintaan maaf
yang tidak sekedar lip service, tapi
benar-benar permohonan maaf yang tulus yang keluar dari lubuk hati.
Mumpung ini momen lebaran yuk
kita mengulas seputar maaf memaafkan. Saya tidak akan menyorotinya dari perspektif
religi karena tidak mempunyai kapasitas untuk itu. Saya akan memaknai arti dan
manfaat memaafkan dari sisi yang umum. Dari ngobok-obok internet akhirnya saya
temukan banyak artikel yang mengulas tentang makna penting memaafkan dan
melupakan kesalahan.
Tom Valeo dengan
sangat menarik mengulas manfaat memaafkan dari sisi kesehatan jiwa dan fisik. Memaafkan
atau mengampuni merupakan suatu bentuk ungkapan cinta –suatu hadiah yang
diberikan secara cuma-cuma bagi siapa saja yang telah menyakiti kita. Hasil penelitian
membuktikan bahwa mengampuni membawa manfaat yang sangat besar bagi orang yang
memberikan hadiah (maaf) itu. Jika seseorang dapat memaafkan dan melupakan
kesalahan, ia akan menikmati tekanan darah, sistem kekebalan tubuh yang kuat,
dan penurunan hormon stres yang beredar dalam darah. Sakit punggung, masalah
perut, dan sakit kepala bisa hilang, karena mengampuni dapat mengurangi kemarahan,
kepahitan, dendam, depresi, dan emosi negatif lain yang biasa muncul apabila seseorang sulit untuk memaafkan.
Meskipun memaafkan bisa mendatangkan manfaat yang luar biasa, tapi tetap saja
tidak mudah untuk dipraktekkan. Terus gimana caranya supaya bisa mengampuni
kesalahan ?
Menurut Frederic Luskin, PhD, direktur the
Stanford University Forgiveness Project (dalam Valeo) memaafkan atau
mengampuni itu , seperti halnya mencintai, tidak bisa dipaksakan. Luskin menyatakan
untuk mampu mengampuni pertama-tama
orang harus mengembangkan budaya terima kasih atau bersyukur , yakni upaya aktif untuk mengakui apa yang baik dalam
hidup Anda dengan senantiasa memfokuskan pada hal-hal positif. Kemampuan berpikir
positif bisa diperoleh melalui manajemen
stress atau kontrol emosi yang bisa dibantu lewat cara meditasi dan relaksasi. Orang
yang mampu bersyukur akan memandang hal-hal negatif dengan kacamata positif. Kejadian
yang menyakitkan hati dan kondisi yang menjengkelkan akan selalu dicari hikmahnya.
Orang yang mampu bersyukur adalah orang yang
senantiasa melihat masa depan dengan penuh harapan dan tidak suka mengeluh atau pun menyimpan kesalahan.
Kedua, memaafkan
lahir dan batin. Everett L. Worthington Jr., PhD, profesor psikologi dari Virginia Commonwealth University mengemukakan
dua jenis pengampunan yaitu pengampunan decisional dan pengampunan emosional
(dalam Vale0). Pengampunan decisional adalah
tindakan melepaskan pikiran-pikiran marah terhadap orang-orang yang telah membuat sakit hati. Adapun pengampunan
emosional adalah level pengampunan yang lebih tinggi di mana emosi negatif
seperti kemarahan, kepahitan, permusuhan, kebencian, kemarahan, dan ketakutan
digantikan dengan cinta, kasih sayang, simpati, dan empati. Jadi pengampuan desisional itu bisa disebut
maaf hanya di bibir saja atau secara lahirnya saja karena kesalahannya belum
bisa dihapus dari hati dan ingatan. Sedang pengampunan emosional adalah pengampunan
dari dalam hati atau maaf lahir dan batin yakni memaafkan secara lisan dan juga
melupakan segala kesalahan dan sakit hati dan menguburnya sebagai masa lalu
yang harus dilupakan. Dengan memaafkan lahir batin seseorang bisa membangun
hubungan baru yang tulus.
Menurut Worthington ada 5 langkah pengampunan emosional yang disingkat
dengan REACH. Pertama, Recall atau
mengingat atau bahasa Jawanya ngonceki
semua rasa sakit hati secara obyektif,
tanpa menyalahkan dan melihat diri sendiri sebagai korban. Kemudian Emphatize, berempati dengan mencoba membayangkan sudut
pandang orang yang bersalah pada kita. Altruistic, memaafkan lahir dan batin akan mudah dilakukan
dengan cara membayangkan dan merasakan bagaimana rasanya saat kesalahan kita
diampuni. Commit, dalam berkomitmen untuk memberi maaf seringkali kita merasa tidak siap atau belum
ikhlas untuk memaafkan kesalahan, namun apabila telah berketetapan (commit) untuk memaafkan maka kita harus
benar-benar Hold on atau sepenuh hati memaafkan kesalahan itu lahir dan batin,
jangan diingat atau diungkit-ungkit lagi kesalahan itu.
Demikian coretan singkat tentang makna memaafkan. Semoga bermanfaat. Akhirnya,
selamat menyambut Lebaran. Mari kita saling maaf dan memaafkan secara lahir dan
batin.
Sebagai pelengkap mari kita renungi kata-kata bijak yang saya kutip dari inspirationalspark. com berikut ini :
"Let us forgive each other - only then will we live in peace." ~ Leo Tolstoy
"To err is human, to forgive, divine." ~ Alexander Pope
"A heart filled with anger has no room for love."~ Unknown
"Forgive all who have offended you, not for them, but for yourself." ~ Harriet Nelson
"To forgive is the highest, most beautiful form of love. In return, you will receive untold peace and happiness." ~ Robert Muller
Referensi :
Tom Valeo. Forgive and Forget <http://www.webmd.com/mental-health/features/forgive-forget>
Gambar : 123rf.com dan kartu lebaran dari 1.bp.blogspot.com
Gambar : 123rf.com dan kartu lebaran dari 1.bp.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar