Integrity atau integritas adalah suatu konsep yang menunjuk konsistensi antara tindakan dengan nilai dan prinsip. Dalam etika, integritas diartikan sebagai kejujuran dan kebenaran dari tindakan seseorang. Lawan dari integritas adalah hipocrisy (hipokrit atau munafik). Seorang dikatakan “mempunyai integritas” apabila tindakannya sesuai dengan nilai, keyakinan, dan prinsip yang dipegangnya (Wikipedia).
We have integrity when what people see is the same as who we say we are. Mudahnya, ciri seorang yang berintegritas ditandai oleh satunya kata dan perbuatan bukan seorang yang kata-katanya tidak dapat dipegang atau bahasa Jawanya mencla-mencle, esuk dele sore tempe. Seorang yang mempunyai integritas bukan tipe manusia dengan banyak wajah dan penampilan yang disesuaikan dengan motif dan kepentingan pribadinya.
Integritas menjadi karakter kunci bagi seorang pemimpin. Seorang pemimpin yang mempunyai integritas akan mendapatkan kepercayaan (trust) dari pegawainya. Pimpinan yang berintegritas dipercayai karena apa yang menjadi ucapannya juga menjadi tindakannya. Dari selancar di internet saya menemukan ungkapan yang menarik tentang integritas :
“When you are looking at the characteristics on how to build your personal life, first comes integrity; second, motivation; third, capacity; fourth, understanding; fifth, knowledge; and last and least, experience.
Without integrity, motivation is dangerous; without motivation, capacity is impotent; without capacity, understanding is limited; without understanding, knowledge is meaningless; without knowledge, experience is blind. Experience is easy to provide and quickly put to good use by people with all other qualities.
Make absolute integrity the compass that guides you in everything you do. And surround yourself only with people of flawless integrity.”
Ungkapan yang saya cetak tebal menurut saya sangat inspirasional : Tanpa integritas , motivasi menjadi berbahaya; tanpa motivasi, kapasitas menjadi tak berdaya; tanpa kapasitas, pemahaman menjadi terbatas; tanpa pemahaman pengetahuan tidak ada artinya; tanpa pengetahuan, pengalaman menjadi buta.
Kesimpulannya, integritas adalah kompas yang mengarahkan perilaku seseorang. Integritas adalah gambaran keseluruhan pribadi seseorang (integrity is who you are).
Saya tertarik mengulas tentang integritas karena bulan-bulan ini perguruan tinggi tempat saya bekerja disibukkan dengan pemilihan pimpinan di tingkat Universitas , Fakultas dan Jurusan. Sumber daya dosen tingkat Universitas dan Fakultas saat ini semakin berkualitas. Hampir semua dosen saat ini adalah lulusan S2. Bahkan setiap tahun jumlah dosen bergelar doktor dan professor semakin meningkat. Melihat kapasitas dan kapabilitas para dosen semacam ini, tentunya tidaklah sulit untuk memilih siapa-siapa yang cocok menduduki jabatan pimpinan.
Setelah membaca tentang makna integritas, saya berpendapat kriteria integritas sebagai persyaratan pertama dalam memilih pimpinan, baru berikutnya menyusul syarat kapabilitas intelektual dan manajerial. Saya akan mulai mengamati dan mempelajari siapa saja di antara begitu banyaknya SDM yang berpendidikan tinggi dengan beraneka macam bidang kepakaran yang kira-kira menunjukkan seorang yang mempunyai integritas. Saya berharap dari hasil pengamatan itu dapat menemukan banyak figure calon pemimpin yang tidak hanya berintegritas tinggi tapi juga berwawasan luas dan visioner. Kalau dari hasil pengamatan saya nanti ternyata saya kesulitan menemukan calon pemimpin yang berintegritas, dan sebaliknya yang banyak saya temukan justru tipe sebaliknya yakni tipe hipocricy maka lembaga ini sungguh-sungguh dalam ancaman bahaya. Bahaya yang mengancam bukan main-main. Karena lembaga yang mengalami krisis integritas akan mengalami kemerosotan akibat proses pembusukan dari dalam unsur-unsur organisasi sendiri.
Saya optimis krisis integritas tidak akan melanda lembaga tempat kerja saya ini. Karena saya yakin, para intelektual, para pakar, dan pemegang jabatan di tingkat Universitas mau pun Fakultas adalah insan-insan yang mempunyai integritas tinggi dan mempunyai komitmen tinggi pada kepentingan dan kemajuan lembaga. Mereka adalah kaum intelektual dan akademisi yang tentu saja mempunyai pemikiran dan wawasan yang terbuka dan akan meletakkan kepentingan lembaga di atas kepentingan pribadi maupun kelompok dan golongannya. Semoga saja demikian. Selamat memilih !
Coretanku awal Mei 2011
Coretanku awal Mei 2011
Gambar : phoenixtreeproductions.wordpress.com
L.I.K.E. IT....!!!
BalasHapusTerima kasih kunjungannya
HapusMakasih atas berbagi tulisannya,..menambah wawasan saya..
BalasHapusMakasih juga telah baca tulisan ini
BalasHapusterima kasih, sangat berguna artikel ibu
BalasHapussenang sekali kalau tulisan ini bisa bermanfaat bagi banyak orang
Hapustrimakasih telah berbagi ilmu
BalasHapusSemoga bermanfaat
HapusQuotenya bagus Bu..
BalasHapusterima kasih inspirasinya..
Terima kasih. Semoga memotivasi kita semua untuk selalu menjaga integritas diri
BalasHapusTerima kasih. Semoga memotivasi kita semua untuk selalu menjaga integritas diri
BalasHapustulisan yang bagus dan memberikan banyak makna,,
BalasHapussaya jempol dah,,
Terima kasih. Selamat merenungkan dan semoga kita bisa mempraktekkan
Hapussaya suka tulisan ibu...mohon ijin..beberapa kalimat saya kutip untuk pembahasan saya membri materi pada staf Telkom ya bu nuwun..
BalasHapusMonggo, senang sekali kalau tulisan ini bisa bermanfaat bagi pengembangan kualitas SDM Telkom
HapusTerima kasih, sudah membagi ilmunya Bu. :)
BalasHapusTrimaksih bnyak ilmunya bu :)
BalasHapusILike This...:)
BalasHapusSenang sekali kalau tulisan ini bisa bermanfaat. Semoga bisa jadi pembelajaran dan perenungan kita bersama
BalasHapus