Menarik membaca cuitan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil (RK) di twitter yang curhat soal ditolaknya kunjungan Wakil
Walikota Bandung untuk studi banding ke Pemkot Surabaya. Meski menyesalkan perlakuan
Pemkot Surabaya tapi RK tidak akan membalas dengan perlakuan yang sama jika
Pemkot Surabaya ingin studi banding ke Bandung (SUMBER)
Begini screenshot
cuitannya :
Sy menyesalkan, Wakil walikota Bdg
ditolak studi banding ol pemko Surabaya.Insya Allah dg visi NKRI kami di Bdg
akn terima siapapun ut studi
walaupun dibegitukan, kami tetap dgn terbuka menerima
tim pemko Surabaya di Des'15 yg studi banding terkait manajemen raskin ke
pemkot bdg.
Bagaimana kok sampai
muncul cuitan di atas? Ceritanya Wawali
Bandung Oded M. Danial bersama delapan orang dari Dinas Pelayanan Pajak ingin
belajar soal kesuksesan pendapatan pajak Pemkot Surabaya. Namun Pemkot Surabaya
tidak menyambut baik kunjungan ini. Alasannya , menurut Oded, karena Walikota
Surabaya cuma memberi disposisi berbentuk UMP (Untuk Menjadi Perhatian)
terhadap surat permintaan dari Pemkot
Bandung, sehingga semua SKPD tidak ada
yang mau menerima kunjungan mereka. (SUMBER)
Cuitan RK di twitter
mendapat tanggapan beragam, namun sebagian besar menyayangkan kenapa masalah
kedinasan itu harus diekspos ke publik. Menurut Kamil ia perlu mengunggah ke
media sosial karena kunjungan itu memakai duit rakyat yang harus dipertanggungjawabkan.
Ario Bayu
Prakoso me-Retweet ridwan kamil
Yatapi kang @ridwankamil, teu perlu di-twit-keun ateuh.
Naon manfaat na publik tau?
ridwan kamil me-Retweet Ario Bayu Prakoso
kunjungan dinas itu pake duit rakyat yg harus
dipertanggungjawabkan.
ini bukan soal lebay baper dll.
ini utk jadi perhatian. krn bukan yg pertama. ini pernyataan wakil walikota
bandung.
Menanggapi twitter RK, Wakil
Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana menyatakan RK seharusnya bisa
menyikapinya secara negarawan bukan dengan sikap kekanak-kanakan. Selain itu
kata Whisnu, sebagai kepala daerah mestinya RK cukup menyelesaikan masalah tersebut lewat
jalur komunikasi antar birokrasi pemerintah tanpa berkicau di medsos. "Kan bisa langsung telepon ke Bu Risma
atau mempertanyakan langsung kenapa tidak bisa?" imbuhnya. Whisnu yang
juga Ketua PDIP Kota Surabaya menegaskan Pemkot Surabaya tidak akan menanggapi
serius kicauan Wali Kota Ridwan Kamil dengan mendesak meminta maaf terbuka pada
Pemkot Surabaya. "Bagi saya urusan seperti itu tidak ngefek gitu lho. Selama
tidak langsung berkepentingan dengan masalah kesejahteraan rakyat Surabaya, ya biarkan
saja," pungkas Whisnu Sakti (SUMBER)
Dari kasus di atas bisa
dilihat bagaimana masalah miskomunikasi internal antar birokrasi begitu dibuka
lewat media sosial bisa memicu reaksi yang berlebihan dan menyeret komentar
publik bermacam-macam, yang tentu saja
belum tentu benar. Aplikasi media
sosial di dunia kerja membawa implikasi
beragam , bisa positif dan bisa negatif. Negatifnya adalah pelanggaran etika
menjadi terbuka lebar. Riset yang
dilakukan Ethics Resource Center menemukan bahwa selama 2 tahun terakhir 45 %
pegawai di US terdeteksi melakukan pelanggaran etika. Penggunaan sosial media
diidentifikasi berkontribusi pada gejala ini (SUMBER)
Kita saat ini tengah
mengalami euforia media sosial. Kita mendapat mainan baru , merasa menjadi
bagian masyarakat melek tehnologi informasi. Rasanya belum eksis kalau kita
tidak punya Facebook, twitter, WA, Instagram, dan kawan kawan. Aplikasi media sosial di dunia kerja membantu
pertukaran informasi menjadi lebih mudah dan cepat. Tapi kalau media
sosial tidak dikelola dengan hati-hati akan mengundang banyak kerugian
seperti membuka peluang terjadinya conflict of interest, penyalahgunaan
sumberdaya kantor, menurunnya produktivitas kerja dan yang sering terjadi sebagai arena untuk menyebarkan
rahasia kantor atau mem-bully rekan
kerja.
Dari kasus twitter RK bisa ditarik pelajaran :
- tidak semua masalah harus diungkapkan di media sosial.
Apalagi masalah kedinasan yang tentu saja punya jalur resmi.
- Masalah yang menyangkut conflict of interest yang melibatkan pihak tertentu, tidak
perlu diekspos di medsos sehingga diketahui dan menjadi bahan perbincangan
banyak orang yang tidak berkepentingan.
- Jangan melempar isu yang belum jelas duduk persoalannya
ke medsos. Lebih baik dicari sumber permasalahannya dulu jangan-jangan
hanya masalah miskomunikasi. Jangan sampai masalah yang sebenarnya
sederhana menjadi rumit dan berbelit-belit gara-gara mendapatkan bumbu
berlebihan di medsos.
Mari kita ber-medsos ria, tapi sebagai kontrol ada
baiknya kita baca nasihat Gus Mus ini :
Gambar 1 : www.123rf.com
Gambar 2 : www.santabanta.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar